Apakah anda pernah mendengar tentang Agdam? Agdam adalah kota di Azerbaijan yang populasi penduduknya pernah mencapai 150.000 orang. Namun kemudian perlahan menghilang setelah pada tahun 1993 terjadi perang Nargono – Karabakh. Walaupun tidak secara langsung menjadi basis peperangan, Agdam tetap mendapat ‘efek’ dari perang tersebut. Tepatnya sebagai korban dari tentara Armenia yang merusak kota tersebut.
Banyak bangunan yang dirusak dan akhirnya ditinggalkan penghuninya. Alhasil, kota ini hanya menyisakan masjid-masjid yang masih utuh berdiri. Penduduk Agdam sendiri sudah berpindah ke negara lain, seperti ke Iran. Hingga saat ini, sisa-sisa bangunan kota masih bisa ditemui. Sejarah dari kota ini begitu kelam hingga menyisahkan banyak misteri dan cerita hantu. Agdam memang sebuah kota yang pernah ditinggali oleh banyak penduduk. Kini, tiada seorangpun yang berani menghuninya kembali.
Kota Agdam tidak memiliki banyak sejarah. Didirikan kurang dari 300 tahun yang lalu, tidak ada peristiwa penting yang pernah terjadi disana. Hingga akhirnya pada tahun 1993, kota ini terkepung selama perang Nagorno – Karabakh. Empat puluh ribu orang meninggal ketika pasukan Karabakh – Armenia menembak kota kecil ini tanpa ampun.
Mengapa Agdam menjadi target perang? Meskipun kota ini tidak memiliki pangkalan militer, Agdam adalah ibukota wilayah Nagorno – Karabakh, yang merupakanpusat dua negara berperang. Wilayah Nagorno –Karabakh merupakan daerah yang terkurung daratan kecil di sisi barat Azerbaijan, yang menginginkan kemerdekaan dari Azerbaijan. Sementara Armenia dan Uni Soviet mendukung pasukan pemberontak Karabakh.
Konflik memuncak dari bulan Juni sampai Agustus 1993. Azerbaijan menggunakan Agdam sebagai basis pertahanan daerah untuk melindungi sayapnya dari pasukan Armenia. Azerbaijan berfikir akan meluncurkan serangan dari Agdam dan meminta dukungan dari pasukan Karabkh untuk melawan kembali. Agdam, ibukota wilayah Nagarno – Karabakh, adalah target utama. Strategi Armenia, jika mereka tidak bisa memiliki wilayah ini, mereka akan membumihanguskan wilayah itu sehingga tidak ada yang dapat memilikinya.
Pemusnahan Besar-besaran
Pada musim panas, puluhan ribu
tentara Armenia dan Karabakh menyapu wilayah Nagorno – Karabakh dengan maksud
untuk menghancurkan setiap kota. Pertempuran itu sendiri tidak merusak kota.
Demi mencegah direbutnya kembali Agdam oleh Azerbaijan, Armenia kembali
melanjutkan penghancurannya. Mereka mengebom dan meledakan sebagian struktur
yanng ditinggalkan. Tujuan mereka adalah membuat kota tidak berguna dan
mencegah orang bermukim disana.
Menurut sebuah laporan,
pertempuran itu berlangsung sangat sengit. Bahkan, tidak ada pertimbangan yang
ditawarkan kepada warga yang tidak bersalah olrh pasukan Karabakh. Tidak ada
angka resmi yang tercatat, tetapi beberapa sejarahwan memperkirakan hampir
10.000 tentara, milisi, dan warga sipil tewas dalam pertempuran itu.. Disamping
itu, lebih dari 120.000 warga sipil telah meninggalkan wilayah Nagorno –
Karabakh pada akhir musim panas.
Setelah Agdam diambil alih oleh
pasukan Karabakh, mereka melenyapkan kota kosong dengan artileri. Pasukan
Karabakh hanya meninggalkan masjid Agdam. Hal ini dilakukan dengan sengaja.
Kemudian Armenia menggunakannya sebagai kandang sapi untuk menambahkan
penghinaan dan aib bagi mereka yang ditaklukan.
Seiring perjalanan waktu, Agdam
tetap kosong. Hanya para penjarah yang berani menyelinap masuk dari waktu ke
waktu. Dan, itulah yang justru menjadi satu-satunya tanda kehidupan disana.
Adapun barang yang paling populer dijarah adalah bahan bangunan.
Saat ini satu-satunya bagian
dari Agdam yang masih hidup adalah tim sepakbolanya. Setelah konflik, tim
sepakbola tersebut memang pindah ke tempat lain. Namun tetap mempertahankan
Agdam dan warisannya. Sampai hari ini mereka masih bermain di Liga Utama
Azerbaijan meskupin tidak ada yang tinggal disana selama 18 tahun terakhir.
Ø Sumber
: Misteri Kota Yang Hilang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar