Akrotiri adalah sebuah desa di bagian barat daya Pulau Santorini, Yunani. Pada tahun 1967, arkeologis Yunani (Spyros Marinatos) menemukan buku lama tentang Santorini. Ia kemudian mulai melakukan penggalian di sebelah selatan desa. Disana, ia menemukan reruntuhan bangunan dibawah lapisan batu apung berukuran 10-30 meter. Ia juga menemukan rumah tiga lantai, lukisan dinding dan peninggalan sejarah lain sebelum letusan gunung Santorini pada 1617 SM. Sebagian besar artefak dapat dilihat di museum arkeologi di kota Thera dan reproduksi lukisan dindingnya di Nomikos.
Kota ini dulunya dicatat sebagai kota besar di zaman perunggu, yakni sekitar 1500 SM. Namun, sebuah letusan gunung berapi yang sangat dahsyat menenggelamkan seluruh wilayahnya. Penemuan Akrotiri pada 1617 diawali dari lukisan-lukisan. Berdasarkan situs purba ini, didapatkan bahwa mereka adalah peradaban yang tinggi. Sistem penyediaan air menunjukkan bahwa rakyat Aktotiri memiliki akses untuk mengalirkan air panas dan dingin. Air panas itu disediakan oleh gunung berapi, yakni gunung yang juga menghancurkan mereka.
Peradaban Minoan Crete (Minoa Kreta)
Akrotiri dan peradaban bangsa Minoa lenyap karena bencana gunung berapi
di pulau Thera pada tahun 1600 SM. Sejauh ini, lebih dari sepuluh bangunan
telah digali di Akrotiri. Diantaranya adalah sebuah bangunan besar yang disebut
Xesta 3, yang dilihat dari ukuran serta dekorasi dindingnya adalah sejenis kuil
tempat upacara tertentu.
Temuan lain yang juga mengejutkan adalah sederet lukisan spiral. Masing-masing lukisan
spiral itu memiliki diameter 2 sentimeter dihiasi rangkaian titik. Constantin
Papaodysseus dari Universitas Teknik Nasional Athena dan timnya sempat meneliti lukisan tersebut. Mereka
meyakini bahwa lukisan spiral tersebut bentuknya dapat didefinisikan dengan
formula matematika sehingga jarak antar garisnya selalu konstan. Hal ini
menunjukkan bahwa orang-orang Minoa mungkin
telah mengenal ilmu geometri sejak tahun 1650 SM.
Dari sumber-sumber tertulis diketahui bahwa orang Yunani mulai melukis
sejak zaman perunggu hingga penaklukan oleh bangsa Romawi. Bahkan terus
berlanjut setelah masa itu. Akan tetapi sebagian besar lukisan Yunani kuno
telah hilang atau hancur.
Yang aneh adalah ada lebih banyak lukisan yang berasal dari periode
yang lebih lama daripada lukisan dari periode yang lebih baru. Mungkin hal ini
karena beberapa lukisan dari zaman perunggu terkubur oleh letusan gunung berapi
(misalnya di Pompeii) dan yang lainnya terkubur akibat gempa bumi sehingga
lukisan-lukisan tersebut tidak hancur dan dapat ditemukan. Adapun sedikit
lukisan dari periode yanng lebih baru ditemukan pada dinding makam bawah tanah,
yang membuat lukisan-lukisan tersebut tidak hancur.
Lukisan-lukisan terawal dihasilkan oleh kebudayaan Minoa di Pulau
Kreta. Orang-orang Minoa menghiasi istana para penguasa mereka dengan lukisan.
Lukisan orang Minoa tidak digantung di dinding melainkan langsung dilukis pada
dinding. Lukisan jenis ini disebut juga dengan fresko.
Peradaban Minoa sendiri diperkirakan berlangsung pada 1700 SM hingga
1400 SM. Suatu ketika, bangsa Mykani menyerang orang-orang Minoa. Mereka
menghancurkan istana-istana Minoa sehingga lukkisan-lukisan disana terkubur
oleh reruntuhan istana. Namun sejumlah lukisan berhasil selamat.
Lukisan-lukisan lainnya yang berasal dari masa yang sama ditemukan di
Pulau Thera (disebut juga Santorini), yang terletak ditengah-tengah Laut Aigeia
diantara Pulau Kreta dan Yunani. Kota utama di Thera, yaitu Akrotiri, terkubur
akibat letusan gunung berapi.
Ada perdebatan mengenai kapan letusan itu terjadi. Salah satu perkiraan
waktunya adalah sekitar 1600 SM. Lukisan-lukisan di Akrotiri menunjukkan
gambar-gambar bentang alam dan tumbuhan, yang juga banyak dilukis oleh
orang-orang Kreta. Mungkin bangsa Akrotiri mengagumi bangsa Kreta, yang ketika itu
sangat berpengaruh, dan ingin meniru seni di Kreta.
Sumber : ‘Misteri Kota Yang Hilang’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar