“Apakah tumbuhan karnivora
berbahaya bagi manusia?"
Jawabannya tidak! Mengapa tidak? Bayangkan saja, tumbuhan karnivora yang paling besar saja tidak cukup besar untuk mencerna benda yang ukurannya sebesar kodok, dan enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan tumbuhan karnivora terhitung lemah.
Sangat jarang ada tikus atau burung yang terperangkap di dalam cairan yang terkandung dalam anggota badan tumbuhan karnivora yang berbentuk seperti botol dan menggantung pada sulur Nephentes rajab, jenis tumbuhan karnivora dari dataran tinggi tropis di Kalimantan. Bagian seperti botol ini memiliki panjang 14 inci, dengan ukuran mulut perangkap kurang lebih 7 inci.
Meski demikian, kodok dapat menjadi mangsa Nephentes, sedangkan burung atau binatang pengerat yang terperangkap mungkin sedang sakit sehingga terlalu lemah untuk melawan dan keluar dari perangkap Nephentes. Sebagian besar tumbuhan karnivora sepenuhnya tidak berbahaya untuk hewan-hewan yang lebih besar dari serangga kecil.
Ahli-ahli botani mengatakan bahwa banyak jenis tumbuhan karnivora berkembang untuk memperoleh nutrien, khususnya nitrogen, yang kurang dikandung tanah atau air dimana tumbuhan tersebut tumbuh. Sebaian tumbuh dengan perangkap yang setengah terbenam di dalam tanah, memakan mangsa seukuran larva nyamuk dan telur ikan.
Sebagian karnivora yang tumbuh pada tanah memangsa serangga penggigit, lalat, dan ngengat ; yang lainnya memakan semut dan serangga merayap lainnya. Tumbuhan karnivora yang paling dikenal yaitu Venus pemangsa lalat, akan menangkap dan mencerna serangga atau laba-laba manapun yang kebetulan lewat.
Sumber
: The New York Times Second Book of Science Questions and Answers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar