20 Februari 2021

Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam

© : Lucas Woods

A.    Pengertian Bencana

·         “Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga menimbukan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.”

-UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana-

·         “Bencana adalah sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugaian, atau penderitaan ; kecelakaan ; bahaya.”

-Kamus Besar Bahasa Indonesia-

·         “Bencana adalah suatu fenomena atau peristiwa yang mengancam atau merugikan manusia berdasarkan akibat yang ditimbulkannya pada kehidupan manusia.”

-Kesimpulan-

 

B.     Jenis-Jenis Bencana Alam

1)      Bencana Alam yang Disebabkan oleh Dinamika Litosfer

a.       Letusan Gunung  Api

Letusan gunung  api terjadi karena adanya dorongan yang sangat kuat yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi menuju permukaan bumi. Umumnya bersifat merusak karena memuntahkan material padat, namun lahan disekitarnya menjadi sangat subur.

b.      Tanah Longsor

Tanah longsor adalah gerakan massa batuan atau tanah yang menuruni lereng atau tebing. Tanah longsor dapat terjadi karena  curah hujan yang tinggi, gempa bumi, letusan gunung api,serta tingkat kemiringan lereng.

c.       Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam bumi. Pusat gempa di dalam bumi disebut hiposentrum  sedanngkan pada permukaan bumi disebut episentrum. Gempa dibagi menjadi 3, yakni Gempa runtuhan (guguran), gempa vulkanik, dan  gempa tektonik.

 

2)      Bencana Alam yang Disebabkan oleh Dinamika Hidrosfer

a.       Banjir

Banjir  adalah peristiwa dimana air dari sungai meluap karena volumenya yang melebihi daya tampung sungai sehingga menggenangi wilayah disekitarnya yang rendah. Banjir dapat terjadi karena hujan deras yang terus-menerus serta kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan sehingga menyumbat saluran pembuangan air.

b.      Tsunami

Tsunami berbentuk gelombang pasang yang terjadi akibat aktivitas tektonik dan letusan gunung api yang berada di bawah laut. Daerah cakupan bencana ini sangat luas, begitu juga dengan korban jiwa dan benda yang ditimbulkannya.

 

3)      Bencana Alam yang Disebabkan oleh Dinamika Atmosfer

a.       Badai Tropis

Badai tropis atau siklon tropis terbentuk diatas samudera yang umumnya bersuhu permukaan hangat atau lebih dari 26,5’C. Dampak siklon tropis bisa berupa angin kencang, hujan deras selama berjam-jam hingga berhari-hari, banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai (storm  surge).

b.      Tornado

Tornado adalah pusaran udara yang bergerak cepat dan berbentuk corong spiral. Kerusakan tornado umumnya berupa kerusakan bangunan, lahan, kendaraan, hingga korban jiwa.

c.       Kekeringan

Kekeringan pada umumnya terjadi karena curah hujan yang minim. Namun ada juga karena konsumsi air yang dilakukan secara besar-besaran baik oleh individu maupun industri, kebakaran hutan, serta kurangnya daerah resapan air.

d.      Kebakaran Hutan

Secara alami, kebakaran hutan terjadi karena musim kemarau yang berkepanjangan serta oleh sambaran petir. Namun dapat juga terjadi karena ulah manusia yang berhubungan dengan pembukaan lahan untuk perdagangan , perkebunan, bahkan pemukiman.

 

C.     Pengertian Mitigasi dan Adaptasi Penanggulangan Bencana Alam

1)      Pengertian Mitigasi Bencana

·  “Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.”

-UU No. 24 Tahun 2007-

·         Tujuan utama :

a.       Mengurangi risiko bencana bagi penduduk dalam bentuk korban jiwa, kerugian ekonomi, dan kerusakan sumber daya alam ;

b.      Menjadi landasan perencanaan pembangunan ;

c.       Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menghadapi serta mengurangi dampak dan risiko bencana sehingga masyarakat dapat hidup aman.

·         Penanggulangan bencana adalah tahapan dalam siklus manajemen bencana yang dilakukan pada saat terjadi bencana.

·         “Penanggulangan bencana atau tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejjadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana.”

·         Informasi sebagai dasar perencanaan penanganan bencana :

a.       Lokasi dan kondisi geografis wilayah bencana serta perkiraan jumlah penduduk yang terkena bencana ;

b.      Jalur  transportasi dan sistem telekomunikasi ;

c.       Ketersediaan  air  bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi, tempat penampungan, jumlah korban ;

d.      Tingkat kerusakan, ketersediaan obat-obatan, peralatan medis, serta tenaga kesehatan ;

e.       Lokasi pengungsian serta jumlah korban yang mengungsi ;

f.       Perkiraan jumlah korban meninggal dan hilang ;

g.       Ketersediaan relawan dalam berbagai bidang keahlian.

·         Fase pada siklus manajemen bencana :

a.       Mitigasi

Upaya meminimalkan dampak bencana dan ditujukan agar dampak dari bencana yang serupa tidak terulang. Contohnya pembuatan bangunan tahan gempa.

b.      Kesiapsiagaan

Perencanaan terhadap cara merespons kejadian bencana yang biasanya dibuat oleh Lembaga Penanggulangan Bencana.

c.       Respons

Upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan oleh terjadinya bencana. Contohnya memadamkan kebakaran dan mengevakuasi korban bencana.

d.      Pemulihan

Upaya mengembalikan kondisi masyarakat sehingga menjadi seperti semula.

 

2)      Pengertian Adaptasi Bencana Alam

·         Adaptasi bencana adalah penyesuaian sistem alam dan manusia terhadap stimulus bencana alam nyata atau yang diharapkan tidak ada dampaknya, yang menyebabkan kerugian atau mengeksploitasi kesempatan yang memberi manfaat.

·         Contoh adaptasi bencana alam yang perlu dilakukan :

a.       Ancaman Ilmiah

Fenomena alam seperti tanah longsor yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cedera, atau dampak-dampak kesehatan lain.

b.      Ancaman Biologis

Fenomena yang bersifat organik atau yang dinyatakan oleh vektor-vektor biologis yang bisa menyebabkan kerugian pada manusia.

c.       Ancaman Geologis

Fenomena geologis berupa gempa bumi dan gunung meletus yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa dan kerugian lainnya.

d.      Ancaman Hidrometeorologis

Fenomena yang bersifat atmosferik, hidrologis, atau oseanografis berupa pemanasan global dan tsunami yang dapat menimbulkan bahanya bagi manusia.

e.       Ancaman Sosial-Alami

Fenomena meningkatnya kejadian peristiwa ancaman bahaya geofisik dan hidrometeorologis tertentu seperti tanah longsor, banjir, dan kekeringan.

·         Hal penting dalam adapasi dan ancaman bencana alam :

a.       Kesadaran Publik

Tingkat pengetahuan masyarakat umum tentang risiko, faktor, serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi kerentanan bahaya.

b.      Kesiapsiagaan

Pengetahuan dan kapasitas yang dikembangkan oleh pemerintah dalam mengantisipasi, merespons, dan memulihkan bencana yang terjadi.

c.       Ketangguhan

Kemampuan masyarakat yang terpapar bencana untuk terus bertahan.

d.      Langkah-Langkah Struktural / Non Struktural

Segala langkah konstruksi fisik / non fisik untuk mengurangi kemungkinan dampak yang akan terjadi.

e.       Manajemen Risiko Bencana

Proses sistematis dalam menggunakan peraturan administratif, lembaga, keterampilan, serta kapasitas operasional umtuk mengurangi dampak kerugian.

f.       Partisipasi

Proses keterlibatan semua pemangku kepentingan secara tertara dan aktif.

 

3)      Adaptasi Berbagai Bidang untuk  Mengantisipasi Efek Bencana

a.       Adaptasi dalam bidang pertanian

Contoh : petani harusu mampu memilih tanaman yang cocok ditanam saaat musim tertentu.

b.      Adaptasi dalam bidang kesehatan

Contoh : diatasi dengan ketersediaan fasilitas serta petugas kesehatan.

c.       Adaptasi terhadap ketersediaan air

Contoh : Harus ada pengelolaan air yang terpadu.

d.      Adaptasi terhadap wilayah perkotaan yang sering dilanda banjir

Contoh : diantisipasi dengan perbaikan sistem drainase, penghijauan, dan membuat lubang biopori.

 

D.     Sebaran Derah Rawan Bencana Alam di Indonesia

1)      Gempa bumi          : Aceh, Padang, Nias, Lampung, Tasikmalaya, Sulawesi, Papua, dll

2)      Gunung meletus     : Sekitar gunung berapi yang masih aktif (Merapi, Anak Krakatau, dll)

3)      Tanah longsor        : Manggarai, Kupang, Boyolali, Sulawesi, dll

4)      Banjir                     : Bojonegoro, Jakarta, Pacitan, Bandung, dll

5)      Ombak besar         : selatan Lombok, daerah Laut Jawa, dll

6)      Tsunami                 : NTT, NTB, Pangandaran, Aceh, Nias, Maluku, dll

7)      Kemarau parah      : Trenggalek Selatan, Tulungagung Selatan, dll

8)      Kebakaran hutan   : Kalimantan, Sumatera, Pekanbaru, Riau, dll

9)      Badai tropis           : Jember, Ponorogo, Purworejo, NTB, NTT, dll

10)  Gas beracun           : Daerah Dieng di Wonosobo dan Tangkuban Perahu

 

E. Usaha Pengurangan Risiko Bencana Alam

Ø  “Bahaya adalah suatu fenomena, zat, aktivitas manusia, atau kondisi membahayakan yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa, luka atau dampak kesehatan lainnya, kerusakan harta benda, kehilangan mata pencaharian dan pelayanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.”

-United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR)-

Ø  Bahaya bencana di Indonesia dibagi menjadi 2, yakni bahaya utama (main hazard) dan bahaya ikutan (collateral hazard).

 

1)      Pembuatan Peta Risiko Bencana :

·         Memanfaatkan berbagai bidang ilmu, seperti geologi, hidrologi, meteorologi, klimatologi, oseanografi, ekologi, dan demografi.

·         “Kerentanan adalah  keadaan atau sifat masyarakat, sistem, atau aset  sehingga mudah terpengaruh oleh dampak merusak dari bahaya atau ancaman.”

-United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR)-

·         “Kapasitas adalah gabungan  seluruh tenaga, kelengkapan, dan sumber daya yang terdapat pada suatu komunitas, masyarakat, ayau organisasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.”

-United Nations Office for Disaster Rsik Reduction (UNISDR)-

·         Kajian Risiko bencana :

© : Lucas Woods

a)      Kerentanan fisik (daya tahan masyarakat)

b)      Kerentanan ekonomi (kemampuan ekonomi individu atau masyarakat)

c)      Kerentanan sosial (kondisi sosial masyarakat)

d)      Kerentanan lingkungan (kondisi lingkungan hidup suatu masyarakat)

·         Indikator pembuatan peta ancaman bencana :

Ø  Zona wilayah rawan gempa bumi ;

Ø  Arus laut ;

Ø  Perkiraan ketinggian genangan tsunami ;

Ø  Zona wilayah rawan banjir ;

Ø  Zona wilayah rawan longsor ;

Ø  Zona wilayah terkena dampak letusan gunung api ;

Ø  Jenis hutan ;

Ø  Jenis tanah ;

Ø  Dan sebagainya...

·         Indikator peta kerentanan :

Ø  Kepadatan penduduk ;

Ø  Rasio jenis kelamin ;

Ø  Tingkat kemiskinan ;

Ø  Rasio kelompok umur ;

Ø  Luas lahan produktif ;

Ø  Jumlah bangunan, fasilitas umum, dan fasilitas darurat ;

Ø  Dan sebagainya...

·         Dasar penghitungan indeks kapasitas :

Ø  Aturan dan kelembagaan penanggulangan bencana ;

Ø  Peringatan dini dan kajian risiko bencana ;

Ø  Pendidikan kebencanaan ;

Ø  Pengurangan faktor risiko dasar yabg terkait dengan kondisi lingkungan, masyarakat, dan sarana prasarana wilayah ;

Ø  Pembangunan kesiapsiagaan pada seluruh lembaga dan tingkat masyarakat.

 

1)      Sistem Peringatan Dini Bencana Alam

·         “Sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan meyebarluaskan informasi peringatan yang  bermakna dan tepat waktu sehingga memungkinkan individu, masyarakat, dan organisasi yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak dengan tepat dalam waktu yang cukup untuk mengurangi kemungkinan bahaya atau kerugian.”

-United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR)-

a)      Pengetahuan tentang risiko bencana

b)      Layanan pengawasan dan peringatan

c)      Penyebaran informasi dan komunikasi

d)      Kemampuan merespons

 

·         Contoh sistem peringatan dini nasional yang dimiliki  oleh Indonesia adalah Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS).

·         Langkah mitigasi pascabencana :

Ø  Menginventarisasi data-data kerusakan akibat bencana dan kekuatan bencana yang terjadi ;

Ø  Mengidentifikasi wilayah yang terkena dapak bencana berdasarkan tingkat kerusakan ;

Ø  Membuat rekomendasi dan saran untuk penanggulangan bencana pada masa depan ;

Ø  Membuat perencanaan ulang penataan wilayah, termasuk rencana tata ruang dan penggunaan lahan ;

Ø  Memperbaiki dan mengganti fasilitas pemantauan bencana yang rusak ;

Ø  Melanjutkan aktivitas pemantauan rutin dan simulasi tanggap bencana.

 

2)      Simulasi Bencana Alam

·         Tujuan utama pelaksaan simulasi bencana  adalah menguji kesiapan seluruh sistem, prosedur, dan perangkat mitigasi serta penanggulangan bencana. Hasil simulasi dapat digunakan untuk menghilangkan kekurangan pada prosedur dan perangkat penanganan bencana sehingga berfungsi optimal. Tujuan lain adalah membiasakan masyarakat terhadap prosedur tanggap darurat bencana sehingga masyarakat tahu hal-hal yang harus dilakukan saat bencana terjadi.


F. Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam

1)      Lembaga Penanggulangan Bencana Alam

a.       Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden dalam mengordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana serta melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada saat terjadinya bencana, dan setelah bencana terjadi.

b.      Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

PVMBG berkantor pusat di Bandung dan mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan, dan pelayanan dibidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.

 

2)      Hubungan antara Bencana Alam dengan Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam

a.       Apabila disuatu daerah terjadi kerusakan alam yang berhubungan dengan geologi, maka masyarakat melalui pemerintah daerah dapat segera menghubungi PVMBG untuk diteliti keadaannya.

Contoh : semburan lumpur di Sidoarjo dan tanah longsor di Manggarai

b.      Apabila terjadi bencana alam seperti meletusnya gunung Merapi, keluarnya gas alam di Dieng, Tsunami di Aceh, gempa bumi di Tasikmalaya dan Padang, masyarakat melalui pemerintah daerah dapat melaporkan ke BNPB dan PVMBG. BNPB bertugas dalam hal melaksanakan penanganan bencana, sedangkan PVMBG bertugas dalam hal mengatasi dan menyelidiki  sebab-sebab dan akibat bencana alam yang terjadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar