© : C. Suryo Laksono |
Tidak ada manusia yang tahu seperti apa masa depan itu. Entah berkembang menuju arah yang lebih baik seperti yang diharapkan banyak orang atau berakhir dengan hal buruk yang sama sekali tidak dicita-citakan oleh siapapun. Masa depan selalu menyangkut banyak orang, karena satu perubahan kecil saja pada takdir yang telah ditetapkan maka akan berdampak pada keseluruhan alur waktu. Lalu bagaimana jika umat manusia memilih untuk mengirimkan kaumnya menuju masa depan tanpa tahu apa yang akan mereka hadapi?
Kali ini saya kembali dalam pojok 'Ruang Baca' bersama salah satu komik lokal asli buatan anak bangsa, "SEER - The Genchildren"!
Himbauan singkat — mungkin ini akan berisi sedikit SPOILER, jadi sangat dianjurkan untuk mempertimbangkan pojok 'Ruang Baca' kali ini dengan baik ya! Selain itu mungkin saja review yang saya beri kurang sesuai dengan yang diharapkan, namun saya yakin teman-teman pasti mengerti karena ini memang murni preferensi pribadi~
Lanjut ke pokok bahasannya!
Komik ini akan membawa kita berkelana dengan seorang anak laki-laki bernama Abimanyu Sinatrio, atau yang lebih sering dipanggil dengan Abi. Latar belakang kisah perjalanan Abi dimulai dari beberapa peneliti Indonesia yang mengadakan percobaan untuk mengirim anak-anak menuju masa depan karena negara yang berada diambang kehancuran. Tentu saja dalam cerita tidak dijelaskan bencana seperti apa yang terjadi, karena tokoh utama kita digambarkan sedang bekerja di sawah — yang mana menurut saya suasananya terlihat 'cukup damai'. Dari sana kita dapat melihat bahwa 'kehancuran' yang dimaksud mungkin belum terjadi, namun diprediksi akan segera terjadi. Demi alasan 'melanjutkan kehidupan bangsa' itulah maka Abi 'diutus' menuju masa depan.
Total anak yang 'dikirim' berjumlah 12 orang, yang mana hanya ada 4 yang baru diketahui. Keempat anak tersebut ialah penerus kedua yang muncul pertama kali di komik dengan diwakili oleh sekelompok pemain pantomim, penerus ketujuh yang bernama Tio, lalu ada tokoh utama kita Abimanyu sebagai penerus kesepuluh, serta adiknya yang tidak diketahui sebagai penerus keberapa. Keduabelas anak tersebut masing-masing memiliki kekuatan unik yang merupakan hasil dari 'kesalahan sistem' saat mereka terlempar ke masa depan. Untuk tokoh utama kita sendiri, Abi mempunyai kemampuan unik yang mampu membuatnya berpindah tempat dengan cepat. Sayangnya Abi tidak dapat mengendalikan kekuatan tersebut dengan baik sehingga ia kerap berpindah pada waktu yang tak terduga.
Untuk jalan ceritanya, menurut saya ini merupakan salah satu alur yang cukup unik. Berbicara tentang masa depan, umumnya yang ada di kepala kita tentu saja teknologi canggih, robot, dan segala hal yang mempermudah kehidupan manusia. Namun berbeda dengan komik ini, masa depan justru digambarkan sebagai keadaan dimana manusia berjuang mati-matian demi bertahan hidup. Padang pasir luas, berkelana dengan berjalan kaki tanpa kendaraan, pakaian sederhana tanpa aksesoris canggih, bahkan 'style' para karakter pendukungnya-pun tidak memperlihatkan nuansa 'masa depan yang cerah'. Konsep 'perjalanan waktu' seperti ini memang rasanya cukup sering dijumpai, namun melihat bahwa ini adalah karya lokal serta cara kerjanya yang 'dengan sengaja dilempar' dan bukan 'tidak sengaja terlempar' seperti kebanyakan karya diluar sana, maka dapat dikatakan bahwa komik ini berusaha untuk memberikan improvisasi pada jalan cerita.
Saya tidak bisa memberikan komentar banyak tentang 'art'-nya karena saya sendiri tidak cukup baik dalam menggambar. Untuk saya pribadi cukup menyayangkan 'ketimpangan' yang tergambar antara karakter Abi pada cover komik dan Abi pada isi cerita. Sebagai perbandingan, karakter Abi pada cover nampak memberikan aura khas manga Shounen Jepang (harus saya akui bahwa hal tersebutlah yang membuat saya membeli komik ini untuk pertama kali), sementara Abi pada isi cerita terkesan 'chubby' dan menggemaskan — ini adalah pujian berkedok koreksi! Jujur saja, saya cukup 'sedih' dengan Abi yang ada di komik ; karena pipinya yang berisi dan wajah datarnya itu justru menunjukkan kesan anak-anak yang dipaksa untuk kuat oleh keadaan :(
Abi, semangat~!
Untuk tata bahasa, cerita ini menggunakan kalimat yang mudah dicerna. Tidak ada masalah dengan pemilihan kata yang dipakai dan penjelasan terhadap suasana dari apa yang sedang terjadi juga sudah cukup jelas. Pada beberapa bagian juga terdapat humor ringan yang diletakkan dengan cukup baik, sehingga tidak merusak atmosfer yang telah dibangun. Secara keseluruhan, menurut saya SEER - The Genchildren ini sudah baik, hanya saja ada 1 kekurangan yang cukup penting dari komik lokal ini ;
"DIMANA VOLUME SELANJUTNYA?! SAYA HANYA ADA 2 VOLUME AWAL SAJA! T_T"
Tidak bermaksud mengeluh, namun saya pribadi berpendapat bahwa komik ini memiliki potensi besar jika diteruskan. Saya tidak tahu apakah ada kelanjutannya atau author telah memutuskan untuk mengakhiri karya ini, namun saya sangat mengapresiasi pengarang yang telah ikut berkontribusi dalam dunia komik Indonesia. Semoga di lain waktu atau 'universe' yang lain, Abi bisa bertemu kembali dengan adiknya! Kasihan nasib Abi yang 'digantung' sama author-nya~
Catatan akhir ; semua gambar yang ada di pojok 'Ruang Baca' ini adalah milik author ya! Saya hanya mengambil beberapa potong adegan dari komik tersebut untuk memperjelas deskripsi saya! Tidak ada keuntungan atau profit apapun yang saya dapat dari review ini, semua semata-mata karena saya ingin memperkenalkan karya satu ini untuk dapat dinikmati bersama — tentu saja akan menjadi suatu kebahagiaan tersendiri apabila pojok ini ditemukan oleh author dan menjadi motivasi untuk melanjutkan (atau membuat yang baru) karya beliau! Ingatlah, ada kami disini yang menikmati karya ini!
Tetap semangat dan jangan berhenti menulis~
Salam!
INFORMASI
Judul : SEER - The Genchildren
Pengarang : C. Suryo Laksono
Pengarang : C. Suryo Laksono
Penerbit : 2010, Jakarta : PT. Gramedia (Koloni - m&c!)
Genre : Sci-Fi, Aksi
Himbauan khusus : -
Nilai : 7/10
Himbauan khusus : -
Nilai : 7/10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar